Rabu, 25 Juli 2012

Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra


Unsur Instrinsik dalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Untuk karya sastra dalam bentuk prosa, seperi roman, novel, dan cerpen, unsur-unsur intrinsiknya ada tujuh:
1. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).
Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.
Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.
2) Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
3) Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
  2. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  1. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (baik protagonis ataupun antagonis).
  2. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.
  3. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode penyajian watak tokoh, yaitu:
  1. Metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
  2. Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
Adapun menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:
  1. Melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakannya, terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.
  2. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
  3. Melalui penggambaran fisik tokoh.
  4. Melalui pikiran-pikirannya
  5. Melalui penerangan langsung
4) Alur (Plot)
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu:
  1. Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
  2. Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
  3. Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
Adapun struktur alur adalah sebagai berikut:
  1. Bagian awal, terdiri atas: 1) paparan (exposition), 2) rangsangan (inciting moment), dan 3) gawatan (rising action).
  2. Bagian tengah, terdiri atas: 4) tikaian (conflict), 5) rumitan (complication), dan 6) klimaks.
  3. Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement).
Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:
  1. Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu realistik tetapi masuk akal.
  2. Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak / dikenali oleh pembaca.
  3. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi.
Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi dinamis.
Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.
5. Latar (setting)
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial.
6. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai:
a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view)
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut.
Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:
  1. ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central).
  2. ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.
Sudut pandang ‘dia’ dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya:
  1. ‘Dia’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ‘dia’ yang satu ke ‘dia’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata.
  2. ‘Dia’ terbatas (‘dia’ sebagai pengamat). Dalam sudut pandang ini, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, terbatas pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang dilihatnya saja).
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa.
Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.
Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.

Jumat, 22 Juni 2012

Laporan Prakerin Smkn 4 Pontianak




SMK NEGERI 4 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012
JL. KOMODOR YOS SUDARSO PONTIANAK

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


Pola Pembelajaran Kompetensi kejuruan selaras dengan dunia industri





Disusun
oleh



Nama Siswa                             :SEPTI NOVITA WULANDARI
NIS                                              : 11998
Kompetensi Keahlian            : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
Nama Industri                          : DHARMA COMPUTER










KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek kerja industri di Dharma Computer.

Tujuan dari penyusunan laporan praktek kerja industri ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ulangan Semester Genap di SMKN 4 Pontianak Tahun Pelajaran 2011/2012.Laporan ini disusun berdasarkan data yang sesungguhnya saya dapatkan selama melaksanakan Praktek Kerja Industri di Dharma Computer.

Saya menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Bapak Darma Setiawan, S.kom selaku Pimpinan sekaligus pembimbing di Dharma Computer.
2.    Bapak Mawardi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMKN 4 PONTIANAK
3.    Ibu Lilik Sechun,ST selaku Ketua Pokja Prakerin di SMKN 4 PONTIANAK
4.    Bapak Izlani Zulkarnaen,SST selaku Ketua Kompetnsi Keahlian Teknik Komputer Dan Jaringan.
5.    Kedua Orang Tua dan saudara-saudara saya yang telah memberi dukungan dan doa restu.
6.     Pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, atas dukungan dan doa restu yang berhubungan dengan kegiatan Praktek Kerja Industri.

Saya menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.Harapan dari saya semoga laporan yang memuat pengalaman dan pengetahuan yang saya dapatkan selama melaksanakan Praktek Kerja Industri ini dapat bermanfaat bagi semua nya.


Singkawang, 22 Mei 2012



Penyusun




iii





DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN…………………………………              i
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH………………………………………..            ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………            iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. …...             v

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1      Latar belakang pelaksanaan prakerin………………………..               1
1.2      Tujuan pelaksanaan prakerin…………………………………..              2

BAB 2. Pengenalan profil perusahaan / industri / instansi
2.1   Nama Industri / Instansi, Visi dan Misi Industri / Instansi……                3
2.2   Struktur organisasi industri / instansi……………………………           4
2.3   Personil pengola Industri / instansi………………………………           4
2.4   Bidang pekerjaan yang dikerjakan………………………………           4
2.5   Kompetensi Keahlian yang diharapkan industri……………….             4

BAB  3.  Kegiatan di tempat Prakerin
3.1 Tabel Kegiatan PRAKERIN di Dharma Computer……………             5

BAB 4.  Jenis Masalah dalam bidang pekerjaan
4.1   Masalah yang terjadi di industri / instansi…………………………         6
4.2   Masalah yang dialami oleh siswa………………………………….         6
4.3   Alternatif (pilihan) pemecahan masalah…………………………...         6
4.4   Jalan keluar yang dipilih / diambil…………………………………..        7

BAB 5.Penutup
5.1    Kesimpulan……………………………………………………………      8
5.2    Saran…………………………………………………………………..      8

Lampiran  :
Gambar Kerja


 

BAB  I

PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG PELAKSANAAN PRAKERIN

Kegiatan praktek kerja industri (PRAKERIN) dilakukan untuk meningkatkan mutu tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja. Dengan melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) agar setiap lulusan SMK mempunyai pengalaman dalam dunia usaha sebelum memasuki dunia usaha tersebut secara nyata.

Harapan utama dari kegiatan praktek di dunia usaha/ industri ini adalah meningkatkan keahlian profesional siswa sesuai tunututan kebutuhan dunia kerja / industri, juga etos kerja, yang meliputi : kemampuan bekerja, motivasi, disiplin dan kerajinan dalam  bekerja.. Karena keahlian professional seseorang tidak semata-mata diukur oleh pengusaan unsur pengetahuan dan teknik bekerja, tetapi harus di lengkapi penguasaan kiat bekerja yang baik.

Ada dua pihak yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program keahlian kejuruan yaitu, Lembaga Pendidikan dan lapangan kerja (industri/perusahaan/instansi tertentu).Dengan demikian kedua belah pihak harus terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap penyelenggaraan sampai tahap peniliaian dan penentuan kelulusan siswa.


1.2        TUJUAN PELAKSANAAN PRAKERIN

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan diluar Proses Belajar Mengajar dan dilaksanakan pada perusahaan / industri / instansi yang relevan.

Secara umum pelaksanaan Program Praktek kerja Industri ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa di bidang teknologi, penyesuaian diri denganb situasi yang sebenarnya, mengumpulkan informasi dan menulis laporan yang berkaitan dengan tujuan khusus..



1



Setelah siswa melaksanakan program Praktek Kerja Industri secara khusus siswa diharapkan memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang perusahaan dan kegiatan – kegiatan praktek yang berhubungan langsung dengan teknologi dan belajar bekerja secara mandiri, bekerja dalam satu tim dan mengembangkan potensi dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bertujuan untuk :
a.      Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang mempunyai tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
b.      Memperkokoh link and match dunia kerja.
c.      Meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja berkualitas.
d.      Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian proses Pendidikan.
















                                                                      
2




 
BAB II
PENGENALAN PROFIL PERUSAHAAN /INDUSTRI /INSTANSI

2.1 Nama Industri / instansi, Visi dan Misi Industri / Instansi
DHARMACOMPUTER
Jl. U. Dahlan .M. Suka No. 55 (Kampung Baru)
Singkawang Tengah Kode Pos : 79113

Nomor Telp / Fax / E-mail    : Telp. (0562) 636209
                                                            :  Hp. 085252429222
                                                            : e-mail. Dcomp.skw@gmail.com
Bidang Usaha                        : SERVIS, PENJUALAN & MAINTANANCE
Nama Pimpinan                     : Darma Setiawan, S.kom
Nama Pembimbing               : Darma Setiawan, S.kom

Sejarah Dharma Computer :
Didirikan pada tahun 2007 tepatnya awal JANUARI yang mana pada saat itu jasa yang ditawarkan adalah Servis Computer dan Menerima Jasa Pengetikan (Rental Komputer).Seiring dengan perkembangan waktu, pada tahun 2009 Dharma Computer menambah beberapa unit computer untuk membangun WARNET hingga saat ini.
I.    Visi dan Misi
VISI:
            Menjadikan masyarakat di sekitar tahu akan kebutuhan teknologi saat ini, khususnya komputer dan internet secara sehat dan aman.

   MISI :
            Selalu mengenalkan kemasyarakat seputar teknologi yang terbaru baik hardware maupun software dan bagaimana dimanfaatkan dengan benar.



3





2.2  STRUKTUR ORGANISASI INDUSTRI / INSTANSI

Untuk struktur oragnisasi DHARMA COMPUTER hanya ditangani oleh satu orang pemilik toko dan diperbantukan oleh karyawan dan siswa/i yang magang (PSG).


2.3     PERSONIL PENGELOLA INDUSTRI / INSTANSI

Untuk personil saat ini hanya pemilik toko yaitu DHARMA SETIAWAN, S.KOM dan saat ini masih belum memiliki karyawan tetap.



2.4   BIDANG PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN
      
DHARMA COMPUTER melayani Servis Komputer dan Laptop, Sewa dan Jual Kaset Game, Rental PS, Penjualan Komputer, Pulsa HP, Loket Pembayaran Listrik dan Telkom, Warung Internet (WARNET) dan Jasa yang lainnya termasuk penjualan makanan ringan dan minuman.

2.5   KOMPETENSI KEAHLIAN YANG DIHARAPKAN
Setiap siswa/i atau karyawan diharapkan mampu menangani semua permasalahan yang ada baik itu software maupun hardware.Dan mampu bekerja secara professional.disiplin dan mau bekerja keras.








4






BAB 3
KEGIATAN DI TEMPAT PRAKERIN

3.1  TABEL KEGIATAN  PRAKERIN DI DHARMA COMPUTER
              Berikut ini kegiatan saya selama saya melaksanakan Prakerin Di Dharma Computer saya buat dengan Tabel.

NO

KEGIATAN

1
Menjaga Toko
2
Melayani Penjualan kaset/Cd Game Ps2
3
Menerima Servisan
4
Menerima Pengetikan dan Print
5
Menerima Editan Lagu
6
Mendiagnosis Kerusakan PC
7
Mengclone harddisk
8
Installasi Windows Xp dan Windows 7
9
Install Aplikasi Windows Xp Dan Windows 7
10
Mengembalikan Servisan Kepada Konsumen
11
Membuat Kabel Jaringan
12
Merapikan Kabel-Kabel
13
Melayani pengisian pulsa
14
Mengecek Servisan





5




BAB 4

JENIS MASALAH DALAM BIDANG PEKERJAAN

4.1  Masalah yang terjadi di Industri / instansi
Untuk masalah yang ada di DHARMA COMPUTER saat ini hanya seputar kurangnya tenaga kerja untuk menjaga Toko dan Warnet, hal ini dikarenakan mengalami kesulitan untuk mencari tenaga kerja yang benar-benar memiliki semangat kerja yang tinggi, terampil.Jujur dan bisa bertanggung jawab.

4.2  MASALAH YANG DIALAMI OLEH SISWA

Ada beberapa masalah yang saya temukan  pada saat saya melakukan Praktek Kerja Industri adapun masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1.      Adanya Praktek atau Teori yang belum diberikan pada saat jam pelajaran sekolah.
2.      Penggunaan sarana-sarana yang  belum dikenal.
3.      Sering tidak terfokus pada pekerjaan akibat gangguan dari pemain di Warnet. Selain dari pemain gangguan yang saya dapat karena harus melayani permintaan Konsumen contohnya dalam pengetikan dan edit lagu.
4.      Sering dapat masalah pada Servisan Konsumen sewaktu di perbaiki sudah bisa dipakai akan tetapi ketika beberapa hari di bawa pulang computer nya mulai Hang lagi.

4.3   ALTERNATIF (PILIHAN) PEMECAHAN MASALAH

            Pada saat saya mengalami kesulitan dalam melakukan Praktek pilihan yang saya ambil yaitu bertanya kepada pembimbing karena saya kurang mengerti dan memahami dengan benar tentang Trobelshuting computer setelah dibantu dengan pembimbing kemudian saya mencoba ulang kembali apa yang telah diberi tahu tadi kemudian jika pembimbing saya tidak sibuk kami bergantian menjaga toko sehingga memudahkan saya untuk melakukan pekerjaan tanpa ada nya gangguan dari pemain di warnet .




6




4.4 JALAN KELUAR YANG DIPILIH / DI AMBIL

            Jalan keluar yang saya pilih ketika saya sering kali gagal dalam mengatasi servisan konsumen adalah bertanya kepada pembimbing saya kemudian  dibimbing
dari awal sampai computer tersebut bisa digunakan kembali jika masih belum berhasil pembimbing saya lalu memeriksa dan memberitahu apa kekurangan nya setelah itu baru saya di beri kesempatan untuk melanjutkan pekerjaan saya lagi.




















7






BAB 5

PENUTUP

5.1   KESIMPULAN
            Kegiatan prakerin  sangat bermanfaat bagi siswa-siswi Smkn 4 Pontianak. Dengan adanya kegiatan ini siswa dituntut untuk mempunyai sikap mandiri  dan mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga diharapkan dapat memiliki keterampilan dan wawasan yang luas.
            Prakerin dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga kerja  menengah yang ahli dan professional dengan begitu siswa-siswi akan mempunyai sikap yang akan menjadi bekal  dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat mengamalkan apa yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun kesimpulan mengenai tempat prakerin ini adalah :
1.    Dharma Computer mempunyai beberapa fasilitas yang dapat memudahkan saya untuk belajar dan mengulang kembali pelajaran yang sekolah berikan
2.    Pelayanan yang baik kepada konsumen sangat di utama kan sehingga konsumen merasa senang.

5.2 SARAN
            Beberapa hal yang saya temukan dilapangan pada saat saya melakukan praktek kerja industri yang sebagian kecil tidak temukan pada saat mengikuti  pelajaran di Kelas. Terkait dengan ini saya ajukann saran.
            Sekolah perlu memberikan penekanan pada masalahbudaya kerja yang berlaku pada instansi pemerintah muapun swasta. Dengan demikian apabila siswa melakukan prakerin pada instansi para siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan mudah.
Dengan demikian laporn ini saya buat semoga bermanfaat bagi pembaca.Khususnya bagi siswa-siwsi Smkn 4 Pontianak.



8








LAMPIRAN

BERISI GAMBAR KERJA